Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Minggu, 26 April 2009

ANGKUTAN KERETA API PETI KEMAS, SEBUAH SOLUSI MENGURANGI BEBAN JALUR PANTURA

Apabila kita sedang bepergian keluar kota, entah untuk ke kampung halaman tercinta ataupun untuk keperluan lain di kota tersebut, kita sering mengalami keadaan yang menjengkelkan dimana terjadi iring-iringan panjang kendaraan di jalur yang sedang kita lalui saat itu.

Kejengkelan pasti muncul, tetapi kita tidak berbuat apa-apa karena kendaraan kita telah terjebak dalam iring-iringan dan kendaraan didepan kita umumnya truk-truk besar sedangkan peraturan lalu lintas tidak memperbolehkan kita untuk menyalip pada ruas jalan tersebut (garis marka tidak putus-putus). Sepengetahuan saya, pada jalur Surabaya-Jember keadaan ini sering terjadi di ruas jalan daerah Pasuruan-Probolinggo dan ruas jalan daerah Leces-Lumajang, terutama pada ruas jalan yang kondisinya menanjak, berkelok-kelok ataupun ruas jalan yang sempit.

Pada saat itu truk-truk tronton dan trailer petikemas berjalan lamban akibat sedang melalui tanjakan dan kendaraan lain tidak bisa menyalip karena ruas jalan sempit sehingga terjadi iring-iringan kendaraan yang bergerak lamban.

Fenomena semacam ini memang sering terjadi pada ruas-ruas jalan di jalur antar kota yang vital semisal sepanjang jalur pantura yang membentang mulai dari Merak-Jakarta-Cirebon-Semarang-Tuban-Surabaya-Probolinggo-Banyuwangi.

Secara keseluruhan jalur ini merupakan jalur utama dari pergerakan lalu lintas antar kota di pulau Jawa, baik untuk pergerakan manusia maupun untuk pendistribusian barang. Maka tidak heran apabila selama ini jalur Pantura memikul beban lalulintas yang amat berat, dan sebagai akibatnya volume lalulintas harian yang terjadi hampir menyamai kapasitas jalan, bahkan pada kondisi tertentu akan melampaui kapasitas jalan, misalnya pada seminggu menjelang dan sesudah lebaran. Selain itu dengan beban kendaraan yang tergolong berat (tonase kendaran diatas 10 ton) akan memperpendek umur layanan jaringan jalan itu sendiri. Oleh karena itu perlu dicarikan solusi yang efektif untuk mengurangi beban jalur pantura ini.

Sebenarnya ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi situasi semacam ini antara lain :
1. Melakukan perbaikan jalan yang bertujuan menaikkan kapasitasnya, misalnya dengan melakukan pelebaran badan jalan serta perbaikan geometri jalan.
2. Membuat jalur-jalur alternatif terutama untuk mengalihkan arus kendaraaan pengangkut barang yang berukuran besar dari ruas-ruas jalan yang terlalu padat kendaraan.
3. Membuat aturan tentang jam-jam tertentu yang memperbolehkan truk-truk besar dan trailer petikemas beroperasi, semisal pada malam hari pukul 22.00-05.00 dimana aktifitas lalu lintas penduduk lokal sekitar jalur Pantura dan kendaraan pribadi umumnya telah berkurang.
4. Membuat pengawasan secara ketat terhadap kelaikan kendaraan pengangkut barang, sehingga truk dan trailer petikemas yang tua tidak boleh beroperasi karena hanya akan memperlambat arus lalulintas.
5. Mengefektifkan penggunaan moda transportasi lainnya yang telah memiliki jaringan luas di pulau Jawa, misalnya kereta api.

Semua beberapa alternatif diatas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing tetapi menurut penilaian saya yang paling baik adalah dengan lebih mengefektifkan penggunaan kereta api untuk mengangkut peti kemas. Hal didasarkan kepada beberapa alasan antara lain :
1. Penggunaan kereta api untuk sebagai sarana angkutan barang jarak jauh bukanlah hal baru, semisal pada pengangkutan BBM dan pupuk sriwijaya telah ada sejak lama sehingga tidak begitu sulit bagi PT KAI untuk membuat manajemen angkutan petikemas
2. Pengaturan pola perjalanan kereta api jauh lebih mudah daripada mengatur lalulintas kendaraan bermotor, karena setiap kereta api yang sedang berjalan akan selalu dipantau di tiap-tiap stasiun KA terdekat.
3. kondisi rel yang telah ada selama ini cukup memadai untuk melayani beban kereta api, sehingga cukup dengan pemeliharaan yang baik maka tidak perlu perombakan drastis untuk keperluan pengangkutan peti kemas
4. Jaringan rel kereta api telah menjangkau hampir setiap kota di pulau Jawa sehingga memudahkan kelancaran distribusi barang
5. Penggunaan kereta api akan sangat menghemat penggunaan BBM karena dengan begitu banyaknya barang yang dapat diangkut oleh satu rangkaian gerbong maka konsumsi rata-rata BBM perkilometer jauh lebih sedikit dibandingkan menggunakan truk tronton atau trailer petikemas, sehingga dapat mengurangi polusi udara secara keseluruhan.

Berdasarkan alasan-alasan diatas maka tidak ada salahnya jika pemerintah mulai menitikberatkan kereta api sebagai sarana angkutan barang/petikemas jarak jauh di pulau Jawa. Adapun mekanisme angkutan pengangkutan petikemas dapat diuraikan sebagai perjalanan dari pelabuhan petikemas-stasiun tempat pelabuhan-stasiun kota tujuan petikemas-pendistribusian barang kepada konsumen. Dengan prasarana dan sarana yang telah ada selama ini, maka perumka tinggal melakukan penambahan infrastruktur bongkar muat petikemas di titik-titik stasiun kota yang diperkirakan memiliki kegiatan angkutan petikemas cukup besar, semisal di kota Jakarta, Semarang, Surabaya, Banyuwangi.

Namun ide pengalihan moda angkutan barang/kontainer dapat terwujud apabila PT KAI dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Prasarana bongkar muat petikemas di tiap-tiap stasiun KA yang melayani bongkar muat petikemas harus benar-benar memadai, seperti crane, pelataran petikemas, gudang, tempat parkir truk.
2. Adanya sistem pendistribusian barang yang baik dari stasiun bongkar muat peti kemas kepada konsumen, misalnya armada truk PT KAI yang melayani pendistribusian barang dari stasiun kepada konsumen di kota sekitarnya.
3. Memelihara prasarana kereta api berupa jaringan rel beserta sistem persinyalan dan kelengkapan kereta api itu sendiri sehingga dapat menjamin keamanan perjalanan kereta api.
4. Menjamin kelancaran perjalanan kereta api sehingga setiap barang/petikemas yang diangkut dapat tiba dengan tepat waktu sesuai jadwal di tempat tujuan.
5. Bea pengangkutan petikemas dengan kereta api harus lebih murah atau paling tidak sama dengan biaya pengangkutan melalui jalan raya
Bagaimana dengan Pendapat Anda ?

Oleh : M Helmy Hisyam
(Mahasiswa Sipil FT Unibraw)
ditulis pada tanggal : 08/04/2002

1 komentar:

Silahkan Tinggalkan Komentar di bawah ini :